Share this :

Aku terhanyut pada kesedihan yang tak kunjung surut lalu terdampar ditepi tanpa sambut, resah mencari Riang hingga mata senja berlinang jingga ~ Ade irma pratiwi

View on Path

Share this :

Rindu

Hujan meramaikan keadaan dan kamu mulai berkeliaran dalam ingatan bersama percakapan-percakapan yang dulu sempat kita uraikan, semua yang kita semogakan kini tinggal lah angan . aku terhanyut dalam lautan rindu yang tak kunjung surut dan lagi lagi terdampar di tepi tanpa sambut .

http://www.irmanisedikit.wordpress.com

View on Path

🔁 @adeirmapertiwi

Sejenak menghela nafas dari berbagai rutinitas, sungguh, yang ku ingin hanya bebas dari segala masalah yang tak kunjung tuntas

Share this :

Tidak semua senyumku itu sungguhan , sebagian hanyalah pemanis buatan ☺ sama halnya seperti badut yang keliatannya lucu dan gembira banget tapi pada nyatanya didalamnya ada wanita tua yang tangguh dengan wajah lelah karena harus bersusah payah demi mendapatkan beberapa lembar rupiah . bersyukurlah kalian yang hidup dalam keadaan yang cukup mewah 😓

View on Path

Share this :

S E M O G A K E L A K 👫

View on Path

Untukmu Semogaku

Dihadapanmu aku malu-malu tapi dihadapan-Nya aku menangis memintamu , tak hentinya aku nenyelipkan namamu disela doa-doa ku agar kelak hatimu akan luluh dan padaku lah cintamu terjatuh ..

Dan agar disuatu saat yang entah, aku dapat berada satu shaf dibelakangmu, duduk bersimpuh dan menjadi bagian dari semoga-semogamu lalu mengamininya ☺

Dari Aku, Wanita pengecut yang hanya berani menikmati indahmu dari kejauhan daripada mendekatimu lalu dijauhkan .

~ Penerjemah celoteh tanpa suara yang berujung pada catatan tanpa tinta, @adeirmapertiwi #titikduatutupkurung 🙂

Kepada Yang Telah Merelakan (ku)

Satu satunya yang berhasil menciptakan cukup banyak kenangan, ya.. kamu, penyebab beberapa kesedihan dan bahagiaku terdahulu . Sudah lama ya tak tatap muka , masih bolehkah saya menanyakan kabarmu , Bagaiman Keadaanmu ? apa berat badanmu sudah bertambah atau masih sama seperti dahulu ? sudah sampai dimana kuliahmu ? lalu sibuk apa sekarang ? ahh .. andai pertanyaan-pertanyaan itu dapat ku uraikan dihadapanmu, tapi nyatanya kini kau telah merelakan ku .

Dulu, Berkali-kali kamu hilang lalu berkali-kali juga kamu datang kembali lalu ku sambut dengan rindu , kurang sabar apa aku yang terus dijadikan persinggahanmu yang kurang sabar (?)

Kini, Rinduku meradang , Tapi hanya bayangmu yang mampu ku kenang , Sapamu sudah tiada , selamat ya 🙂 atas keberhasilanmu melupa .

Maafkan aku yang tanpa persetujuan telah merindukan mu sampai sedemikian ..

 

Tertanda,

Yang telah direlakanmu

Rindu Yang Tak Pernah Tuntas

Jarak kita mungkin tak terlalu jauh tapi berbulan bulan kita tak bertemu , kebetulan memang tak bisa selalu ku andalkan .

Andai kita benar-benar teman mungkin tidak akan terlalu sulit untuk sekedar menanyakan kabarmu sembari membahas perihal temu agar aku bisa menatap wajahmu lebih lama , menikmati tawamu, menikmati senyuman mu sekalipun senyuman itu bukanlah karena dan untuk-ku .

Tapi nyatanya kita hanya sebatas mengenal , jangankan menanyakan kabarmu menyapa mu saja aku ragu , entah bagaimana aku harus menuntaskan rindu ini , mungkin mendo’akan mu adalah salah satu caraku menyampaikan rindu ku yang tak pernah tuntas ini ..

Penerjemah Celoteh tanpa suara yang berujung pada catatan tanpa tinta  @adeirmapertiwi

Untuk mu yang sulit ku prediksi

Mungkin sekarang dia tak ada dalam pandangku dan aku pun [masih] belum tau namanya,belum tau bagaimana rupanya belum tau bagaimana suaranya, belum tau warna rambutnya dan belum tau bagaimana sikapnya .  Tapi yang kuyakini setidaknya kita masih dalam satu atap langit yang sama , dia melihat bulan yang juga ku lihat dan kini kuyakini juga dia pun mendengar takbir yang juga ku dengar 🙂

Penerjemah Celoteh tanpa suara yang berujung pada catatan tanpa tinta  @adeirmapertiwi

Masalah[ku] & Air mata[ku] yang asin

Malam ku suntuk
Mataku tak kunjung mengantuk
Masalah ku kian menumpuk
Keadaan pun kian memburuk

Mungkin lebih baik kupaksakan mengantuk
Dan melupakan segala suntuk
Karena esok aku akan lebih sibuk

Kini, kuputuskan untuk mematikan lampu kamar ku .
Kini, ruang persegiku pun kehilangan cahayanya bersamaan dengan Kasurku yang mulai terasa empuk  dan air mataku yang terasa asin ~ @adeirmapertiwi